tambah daya
listrik di rumah kami cuma 450 Watt. kecil banget ya. apalagi menilik segala alat elektronik yang kami miliki. pompa air Jet-Pump, lemari es (kado dari Iva-Anung-and the ganx), setrika, kipas angin, komputer, TV. ga mungkin banget ya.
sejak awal, Bu Rela a.k.a pemilik rumah, udah kasih tau kalo listrik di rumah itu kecil. kalo mau nambahin, silahkan coz dia ga sempet ke PLN. kami pikir, ga masalah. dah dapat harga murah dll kan? lagian dia baik banget, kaya sama kakak sendiri.
awal pekan ini, Fath ke PLN Ciledug buat urus tambah daya. aku sendiri sempat coba simulasi biaya tambah daya. kupikir ga terlalu mahal, ya sud lah. daripada
kemaren Fath cerita kalo urusan administrasi tambah daya dah kelar. tapi kapan realisasinya? dalam waktu dua minggu, begitu kata petugas. apakah kami akan dihubungi jika petugas PLN akan ke rumah? tidak, jadi Bapak harus selalu di rumah karena sewaktu-waktu petugas kami akan datang. kira-kira jam berapa petugas datang? tidak bisa dipastikan, bisa pagi, siang, atau sore. apakah petugas datang di hari libur? ya, jadi Bapak harus tetap di rumah hari Sabtu-Minggu karena bisa saja petugas PLN datang.
reaksi pertamaku saat dengar cerita Fath adalah whatthe.....dikiranya kita ga ada urusan lain selain nunggu orang PLN datang? gimana kalo pas akhir pekan ini kami berencana keluar kota? batal dong tambah daya? apalagi aku dengar cerita Ayah pas tambah daya di rumah Malang beberapa waktu lalu. ga sampe dua minggu kok, cuma dua hari setelah semua biaya dibayar.
duh, apa susahnya sih bikin aturan bahwa jika administrasi tambah daya atau pasang baru diselesaikan pada tanggal X, maka petugas akan datang pada tanggal X+sekian untuk tambah daya/pasang baru. jika ternyata pada tanggal X+sekian itu pelanggan tidak di tempat, maka petugas baru akan datang lagi X hari kemudian. pelanggan terlalu banyak? lah bukannya itu gunanya dibikin kantor PLN di mana-mana?
andai aturan itu ada, tentunya kami bisa mengatur jadwal dengan tenang. tentunya lebih baik terkungkung satu hari daripada dua pekan.
rasanya sekarang jadwal kami diatur oleh PLN. di saat kaya gini aku jadi berkhayal ada perusahaan listrik swasta. biar PLN ga bertingkah he he he........
sejak awal, Bu Rela a.k.a pemilik rumah, udah kasih tau kalo listrik di rumah itu kecil. kalo mau nambahin, silahkan coz dia ga sempet ke PLN. kami pikir, ga masalah. dah dapat harga murah dll kan? lagian dia baik banget, kaya sama kakak sendiri.
awal pekan ini, Fath ke PLN Ciledug buat urus tambah daya. aku sendiri sempat coba simulasi biaya tambah daya. kupikir ga terlalu mahal, ya sud lah. daripada
kemaren Fath cerita kalo urusan administrasi tambah daya dah kelar. tapi kapan realisasinya? dalam waktu dua minggu, begitu kata petugas. apakah kami akan dihubungi jika petugas PLN akan ke rumah? tidak, jadi Bapak harus selalu di rumah karena sewaktu-waktu petugas kami akan datang. kira-kira jam berapa petugas datang? tidak bisa dipastikan, bisa pagi, siang, atau sore. apakah petugas datang di hari libur? ya, jadi Bapak harus tetap di rumah hari Sabtu-Minggu karena bisa saja petugas PLN datang.
reaksi pertamaku saat dengar cerita Fath adalah whatthe.....dikiranya kita ga ada urusan lain selain nunggu orang PLN datang? gimana kalo pas akhir pekan ini kami berencana keluar kota? batal dong tambah daya? apalagi aku dengar cerita Ayah pas tambah daya di rumah Malang beberapa waktu lalu. ga sampe dua minggu kok, cuma dua hari setelah semua biaya dibayar.
duh, apa susahnya sih bikin aturan bahwa jika administrasi tambah daya atau pasang baru diselesaikan pada tanggal X, maka petugas akan datang pada tanggal X+sekian untuk tambah daya/pasang baru. jika ternyata pada tanggal X+sekian itu pelanggan tidak di tempat, maka petugas baru akan datang lagi X hari kemudian. pelanggan terlalu banyak? lah bukannya itu gunanya dibikin kantor PLN di mana-mana?
andai aturan itu ada, tentunya kami bisa mengatur jadwal dengan tenang. tentunya lebih baik terkungkung satu hari daripada dua pekan.
rasanya sekarang jadwal kami diatur oleh PLN. di saat kaya gini aku jadi berkhayal ada perusahaan listrik swasta. biar PLN ga bertingkah he he he........
Comments
dulu, pas aku mo bli motor aja, ribetnyaaaa... mesti punya tanda penduduk jogjalah (padahal ktp saya palembang), mesti ke dukuh, ke kecamatan, ke dealer bolak balik. walah... mo kluar duit kok jadi repot!
dikampus yg kupikir menghasilkan org cerdas juga sama aja, ga kalah ribetnya. waduh... apa-apa dipersulit!
@suep: *sambil nyanyi* itulah Indonesia....
@mela: ga lah say, enakan kalo ada lampu he he he
@izza: kecian kulkas-na jeung
@idep: makanya buruan balik...