Desember kemaren, serangan virus MUALES menyerang. Blas ga nyentuh mesin jahit (yang di rumah). Walhasil, satu blus dan satu celana panjang buat aku dijahit full di rumah bu Ita, my teacher. Itu juga setelah meyakinkan diri sendiri bahwa rugi-udah-bayar-duaratusrebu-sebulan-tapi-ga-dapat-apapa. Masuk tahun baru, mulai semangat lagi*. Awalnya sepele, milah-milah mana kain utuh, mana perca, mana project setengah jadi. Ternyata ya, ada loh celana panjang yang tinggal pasang kaitan aja, blom aku beresin sampe sekarang. Ada baju Fath yang butuh reparasi ringan, masih blom kesentuh. Akhirnya seminggu beresin project setengah jadi. Ya lumayan kelar separonya (virus M kadang masih menyerang :D). Lihat tumpukan perca, mmm...jadi apa ya? Pilah pilih, eh ada yang cukup buat celana panjang Ankaa. FYI, sebagian celana panjang Ankaa yang buat di rumah tuh udah pensiun a.k.a kekecilan. Daripada beli baru, mending bikin toh? Modal obras 1500 per celana sama 1000 perak buat elastik, dapet deh celana ba