when someone proposed me........
jika ada yang mengatakan: aku ingin kita saling mengenal lebih dekat, karena aku berharap kamu bisa menjadi teman hidupku
jawaban apa yang bisa kuberikan?
aku punya dua pilihan jawaban.
hanya dua. karena memang sekali aku mengatakannya, takkan ada kesempatan kedua untuk membatalkan.
saat seseorang menawarkan sebuah ikatan yang disebut pernikahan, aku berharap itu adalah ikatan sekali seumur hidup. tidak ada pembatalan. tidak ada penyesalan. sekali kau berkomitmen pada ikatan itu, maka yang harus kaulakukan adalah menjalaninya dengan total.
aku sempat menanyakan alasan mengapa dia memintaku menjadi teman hidupnya. aku juga menanyakan gambaran tentang sebuah pernikahan yang ingin dijalaninya. kupikir aku menanyakan cukup banyak hal. setidaknya cukup banyak untuk membantuku mengambil keputusan.
pertanyaan itu diajukan baru pada diriku. belum pada keluargaku, dalam hal ini kedua orangtuaku. tapi kepada siapa pun pertanyaan itu diajukan, jawabannya tetaplah hak prerogatifku, sebagai pihak yang akan menjalani.
mungkin akan ada hambatan dari keluarga dan lingkungan. mungkin akan muncul keraguan. mungkin akan muncul begitu banyak godaan.
yang bisa kulakukan kini hanyalah memantapkan keputusan yang sudah kubuat.
aku memutuskan menjawab:
takkan mudah memang. namun jelas akan lebih sulit bagiku, dan baginya, jika aku terus terombang-ambing dalam keraguan.
*buat kamu, yang sudah memintaku...........terima kasih*
jawaban apa yang bisa kuberikan?
aku punya dua pilihan jawaban.
YA
atau
TIDAK
hanya dua. karena memang sekali aku mengatakannya, takkan ada kesempatan kedua untuk membatalkan.
saat seseorang menawarkan sebuah ikatan yang disebut pernikahan, aku berharap itu adalah ikatan sekali seumur hidup. tidak ada pembatalan. tidak ada penyesalan. sekali kau berkomitmen pada ikatan itu, maka yang harus kaulakukan adalah menjalaninya dengan total.
aku sempat menanyakan alasan mengapa dia memintaku menjadi teman hidupnya. aku juga menanyakan gambaran tentang sebuah pernikahan yang ingin dijalaninya. kupikir aku menanyakan cukup banyak hal. setidaknya cukup banyak untuk membantuku mengambil keputusan.
pertanyaan itu diajukan baru pada diriku. belum pada keluargaku, dalam hal ini kedua orangtuaku. tapi kepada siapa pun pertanyaan itu diajukan, jawabannya tetaplah hak prerogatifku, sebagai pihak yang akan menjalani.
mungkin akan ada hambatan dari keluarga dan lingkungan. mungkin akan muncul keraguan. mungkin akan muncul begitu banyak godaan.
yang bisa kulakukan kini hanyalah memantapkan keputusan yang sudah kubuat.
aku memutuskan menjawab:
YA
takkan mudah memang. namun jelas akan lebih sulit bagiku, dan baginya, jika aku terus terombang-ambing dalam keraguan.
Comments