Diarios de Motocicleta (The Motorcycle Diaries)


Sinopsis:


Film ini berdasarkan kisah nyata perjalanan Ernesto "Che" Guevara dan Alberto Granado menjelajah Amerika Latin pada tahun 1952 dengan motor kuno yang dijuluki "The Mighty One". Mereka berencana tiba di Venezuela pada tanggal 6 April, ulang tahun Alberto yang ke-30.


Sepanjang jalan mereka mengamati kenyataan hidup rakyat di negara yang mereka singgahi. Mereka sempat beberapa kali kecelakaan (dan membayangkan jatuhnya saja sudah sakit). The Mighty yang hancur harus berakhir di Chile dan dua sahabat ini melanjutkan perjalanan dengan sarana apa saja yang ada, kalau perlu berjalan kaki.


Klimaks film ini saat Ernesto dan Alberto bekerja sukarela di tempat perawatan khusus penderita lepra. Ernesto sendiri mahasiswa kedokteran tingakt akhir yang mengambil spesialisasi lepra.


Apa yang direncanakan sebagai perjalanan 8000 km bertambah menjadi sekitar 12 ribu km. Apa yang direncanakan sebagai petualangan berubah menjadi perjalanan yang mengubah pandangan mereka atas dunia, dan dunia itu sendiri. Pada ulang tahun Ernesto yang ke-24 di San Pablo, tempat perawatan lepra, dia menyatakan ingin mempersatukan Amerika Latin untuk menghadapi kesewenangan yang tengah terjadi.


Pemain:

Gael García Bernal, Rodrigo De la Serna, Mercedes Morán


Asal:

Brazil


Pendapatku:


Sekali lagi: amazing.


dari sinematografinya, mungkin tidak memiliki kelebihan mencolok dibanding film-film lain, tapi aku suka sekali pemandangan alamnya. bagaimana mereka berdua menempuh rintangan mulai dari gurun hingga salju. aku suka sekali. jadi ingin ke patagonia


dari alur ceritanya, keren. aku membandingkan diriku sendiri dengan Che. di usianya yang ke-24, dia memiliki impian begitu indah. dan dia bertindak untuk mewujudkan impian itu. transformasi Che dari seorang mahasiswa kedokteran penderita asma yang pemalu dan mungkin nyaris tanpa ambisi, menjadi sosok Che yang tegar, idealis, benar-benar nyata. aku suka adegan saat Che nekat berenang menyeberang sungai di malam buta demi menemui para penderita lepra, di hari ulang tahunnya yang ke-24.


dan aku? apa yang kulakukan pada ulang tahunku yang ke-24? jalan-jalan seharian menjelajah museum. dan agaknya tak ada transformasi berarti yang kulakukan.


dan film ini tak melulu berkisah seputar Che. tapi apa yang mengubah pandangannya atas dunia. aku merasakan kemarahan yang mungkin dirasakan Che saat dia menjumpai suku asli Indian yang terusir dari tanah mereka sendiri. orang-orang yang kelaparan dan penyakitan. yang menganggur.


dan bukankah hal yang sama juga terjadi di sini? orang-orang Yahukimo di Papua sana yang mati kelaparan sementara ada orang yang membuat muffin begitu banyak hanya untuk membentuk logo Jawa Barat. atau cokelat bentuk masjid demi menyambut Ramadhan.


betapa jauhnya aku dengan mahasiswa penderita asma itu. aku iri.


oh ya, aku juga jadi tahu bahwa Che bukan orang Kuba, melainkan Argentina. sebab selama ini, setiap kali aku mendengar nama Che, ingatanku melayang ke Kuba, Fidel Castro, Teluk Babi, CIA, dan JFK.


aku pernah melihat foto Che di kaos suporter sepakbola, Indonesia. Sleman kalau tak salah. apa hubungannya ya? mungkin sepakbola pun harus dilengkapi dengan kepedulian dan idealisme ala Che.



gambar ini diambil dari http://www.nrk.no

Comments

Anonymous said…
Sebuah persahabatan sejati & pencarian jati diri.. T_T simple but special, AWESOME!!!

~Based on Guevara's journal and Granado's book.~

top review nya n yang penting, Nyam jadi makin rajin aja nulis blog.. ^_^

Popular posts from this blog

iwan fals di minggu pagi

Dear Manajemen Plaza Bintaro Jaya,

RS Melati Husada