dicari: aman

note: posting ini ditulis setelah kondisi emosi saya lebih stabil setelah sebelumnya kacau balau


saya ingin sekali bepergian di jakarta dengan tenang tanpa rasa waswas.


naik bis/kopaja/metromini/kereta api: takut kecopetan
khusus kereta: takut anjlok


naik taksi: takut dirampok plus takut ngeliat argometer yang naudzubillah laju pertambahan angkanya


jalan kaki: trotoar ga ada, kalau pun ada harus bersaing dengan kios rokok+pot bunga+tiang listrik


dan lagi, jalan kaki di jakarta rawan palak, dan khusus perempuan: rawan colek


pagi tadi, seperti biasa saya jalan kaki menuju jembatan penyeberangan depan gelael. di sekitar dinas koperasi, tiba-tiba ada sepeda yang melaju di trotoar. awalnya saya sempat enggan memberi jalan karena dia melawan arus. tapi ya wes lah, toh di sisi kiri masih ada ruang kosong meski itu berupa jalan tanah.


tapi tiba-tiba, saat papasan, tangan pengayuh sepeda itu bergerak mencolek saya di bagian sensitif pulak. astaghfirullahaladzim......


saya refleks menjerit, istighfar. dan si pengayuh_sepeda_jelek_norak_ga_punya_etika_dan_jelas_jelas_tukang_melecehkan_wanita itu kabur. saat itu trotoar memang sepi.


kejadian seperti ini sebelumnya sudah pernah terjadi, di trotoar dekat Depkominfo, dekat monas tuh. tapi saat itu si pelaku berjalan kaki dan gagal menjalankan aksinya karena keburu saya tepis tangannya. plus saya hadiahi teriakan COPEEETT.....


tapi tadi, dia bawa sepeda. langsung kabur. sungguh, jika tadi dia jalan kaki, saya kejar sampai dapat. ga peduli dengan kondisi lutut kiri yang belum sembuh benar. ga peduli apakah setelah itu berurusan dengan polisi. malah sempat terlintas pikiran untuk mendorongnya ke jalan raya biar tersambar bis, toh manusia seperti itu ga guna banget untuk terus hidup.


tadi saya hanya bisa teriak, istighfar, dan langsung telpon fath. sambil sesenggukan (dan dilihatin orang-orang sepanjang jalan), saya ceritakan pencolekan tadi.


saya marah. sangat marah. saya merasa dilecehkan. saya sudah pake jilbab, rapi, baju ga ketat. tapi masih saja dicolek? dasar kelainan.


jadi ingat draft RUU APP. dengan adanya kejadian ini, yakin gitu meski RUU itu disahkan dan mewajibkan warga berpakaian rapi+sopan+ga mengumbar aurat lantas kejadian-kejadian seperti yang saya alami ga terjadi? saya ragu. jangan cuma menyuruh warga (baca: perempuan) berpakaian rapi. tapi juga cowo-cowo kelainan seperti itu tolong dikarantina juga.


meski semua perempuan sudah berpakaian sopan, kalau laki-lakinya masih ga bisa menghargai perempuan dan ga bisa nahan diri, colek-colekan masih akan ada.


saya juga tadi membayangkan, seandainya tadi sampe urusan ke polisi, kira-kira bakal diseriusin ga sih? apakah bapak-ibu polisi yang terhormat bakal menganggap ini sebagai kasus pelecehan sebagaimana kasus pencemaran nama baik? ataukah hanya berkomentar: alah gitu aja kok diributin, ga keliatan kan bekas colekannya? besar kemungkinan yang kedua-lah yang terjadi. memangnya sejak kapan negara ini sanggup memberi rasa aman bagi penduduknya?


BUAT COWO-COWO KELAINAN: KALIAN PIKIR CEWE SUKA DICOLEK??? KALIAN PIKIR MENCOLEK CEWE ITU BUKTI KEGAGAHAN??? BUKTI KALO KALIAN MASIH SUKA CEWE??? COWO-COWO MACAM KALIAN MUSTINYA MASUK RUMAH SAKIT JIWA!!!!!!!!!!!!!!

Comments

Anonymous said…
kalo sampe aku ketemu sama orangnya....
KUBUNUH!!!!
: dhia : said…
mbaaaak...setuju bangged!!!
gila yah, di kota besar kaya gini yang orang2nya lebih banyak mendapat informasi, malah kaya orang kampungan, gak punya etika!!! Huh!!!! *emosi jiwa*

Aku sering bgt ngerasainnya. Gila yah, gak liat apa orang dah pake jilbab, masih aja disuit-suitin (emang gak separah apa yg dirimu rasakan). Pengen kucolok matanya..Gak sadar apa mereka juga punya ibu, kakak & adik cewek, serta anak2 perempuan yg bakal berada di posisi aku...

Emang terkutuk bgt!! kalo ketemu bakal langsung ku hajar pake bakiak!!
Anonymous said…
orang g waras d kota yg kadang(ato"sering")bikin g waras.yakini,pasti ada balasan dari Sang Pemilik Jiwa...sabar+tabah y..........

Popular posts from this blog

iwan fals di minggu pagi

Dear Manajemen Plaza Bintaro Jaya,

RS Melati Husada