tetangga

keluarga kita, Indonesia, tinggal di kompleks dunia. anak-anaknya banyak. ada yang manut-manut tapi diem-diem suka nggrundel di belakang. ada juga yang bentar-bentar ngebakar kandang ayam. ada lagi yang selalu menuntut kenaikan uang saku meski jatahnya sudah lebih besar dari lainnya. bapak kepala keluarga juga kadang ga ngeh sama kelakuan anak-anaknya. si ibu dan para batur juga sibuk dengan urusan masing-masing.


itu baru masalah dalam rumah tangga.


tetangga sebelah, dikit-dikit nagih ganti rugi dengan dalih tanahnya kecaplok. tetangga sebelah timur sering meminjam anak-anak kita untuk membantu membersihkan halaman. ada juga tetangga yang dikit-dikit mencoreti pagar tembok rumah mereka dengan kartun-kartun konyol yang tak lucu tentang keluarga kita. dan kalau kita meminta mereka menghapus coretan itu, kita bisa dibilang ga demokratis. malah lucunya, ada tetangga jauh yang begitu bawel dan sayangnya sama (harta benda) kita, sampe maksa biar bisa ikut menentukan resep masakan sehari-hari.


bertetangga memang tak pernah mudah. tapi memang sulit kalau punya tetangga usil-usil. sementara kita sibuk membetulkan genteng yang bocor, melerai pertikaian anak-anak, mengatur jatah uang saku, menghukum keponakan yang hobi nilep, dan membersihkan halaman dari sisa-sisa banjir dan bakar-bakaran, ada tetangga yang alih-alih membantu malah memperparah suasana.


apa kata Nabi SAW kalau melihat suasana kompleks dunia dan kondisi pertetanggaan kita ya?


*catatan kecil usai pulang liburan*

Comments

Popular posts from this blog

iwan fals di minggu pagi

Dear Manajemen Plaza Bintaro Jaya,

RS Melati Husada