gula
suatu sore di sebuah supermarket di kawasan BIntaro, sepasang suami istri sedang bingung memilih gula.
suami: ini bikin kacau aja. gula impor kok lebih murah ketimbang lokal.
istri: kalo nurutin pribadi, maunya beli yang lokal. tapi kalo ikut itung-itungan hemat ala ibu rumah tangga, maunya beli yang impor.
suami: ya udah terserah beli yang mana
istri: mmmmmm......
suami: kasihan petani tebu, Yang
istri: (nyengir) iya, aku tau. gimana kalo yang ini aja? (mengambil gula bermerk yang konon produksi Lampung)
sok nasionalis, atau sok kaya? gula sama manisnya, tapi label Lokal Impor itu rupanya ikut mempengaruhi keputusan konsumen ya :D
suami: ini bikin kacau aja. gula impor kok lebih murah ketimbang lokal.
istri: kalo nurutin pribadi, maunya beli yang lokal. tapi kalo ikut itung-itungan hemat ala ibu rumah tangga, maunya beli yang impor.
note: kedua jenis gula itu berlabel nama supermarket plus tulisan Lokal dan Impor.
suami: ya udah terserah beli yang mana
istri: mmmmmm......
suami: kasihan petani tebu, Yang
istri: (nyengir) iya, aku tau. gimana kalo yang ini aja? (mengambil gula bermerk yang konon produksi Lampung)
sok nasionalis, atau sok kaya? gula sama manisnya, tapi label Lokal Impor itu rupanya ikut mempengaruhi keputusan konsumen ya :D
Comments
benul juga...
saya juga bingung, gulaku pake ngiklan maksudnya apa yah? menanamkan brand keseluruh masyarakat? mana efektif. semua orang tau, mo gula merek apa pasti rasanya sama, MANIS.