Kasta Entah Keberapa

Pagi ini, saat jalan pagi, untuk yang entah kesekian kalinya saya dibuat jengkel oleh pengendara kendaraan bermotor. Jadi saya mau nyeberang jalan di zebra cross. Saat nyeberang di lajur terakhir, ada mobil yang bukannya mengurangi kecepatan, malah mengklakson berturut-turut. Padahal saat saya di tengah zebra cross, jarak saya dengan mobil itu masih cukup jauh. Nggak ada alasan untuk mengklakson, unless he's a jerk.

Sebelumnya saat jalan pagi, saya sudah hampir sampai di gerbang kompleks. Ada motoris cewek yang membawa motornya melawan arah dan memepet saya. Di sisi kiri saya tuh got, emang saya disuruh nyemplung got gitu? Jelas-jelas dia yang salah, bawa kendaraan kok melawan arah. Saya sengaja berhenti eh malah makin dipepet. Siyal.

Fath bilang, sekarang ini berkendara bukan lagi masalah keterampilan nyetir dan memegang etika berlalu lintas. Tapi sudah kaya adu nyali dan kewarasan. Siapa yang waras itu yang ngalah deh. Daripada memaksa tapi malah celaka.

Pantesan makin banyak orang gila bawa kendaraan.

Bocah-bocah di bawah umur yang ke sana ke mari pake motor matic. IMO, mengizinkan anak di bawah umur bawa kendaraan sendiri itu bentuk child abuse a.k.a mendzalimi anak sendiri. Gimana kalo si bocah kecelakaan atau dirampok? Mending kalo rusak kendaraannya saja. Lha kalo sekalian sama si bocahnya juga?

Not to mention those teenagers with matic motorcycles. Pantesan pada ga mau harga BBM naik, lha wara wiri naik motor cuma buat ngeceng murah meriah.

Pejalan kaki dan pengguna kendaraan yang masih memegang etika berlalu lintas kayanya sudah jadi kasta paria, kasta terendah di jalan raya. Kalah sama orang-orang nekat yang gagal jadi the next Valentino Rossi dan melampiaskan frustrasinya di jalan raya.

Comments

Popular posts from this blog

iwan fals di minggu pagi

Dear Manajemen Plaza Bintaro Jaya,

RS Melati Husada