Hilya

Namanya Hilya Marwah Mahira. Lahir 24 April 2013, putri kedua tetangga saya. Rencananya menjelang akhir tahun ini, mereka sekeluarga akan boyongan ke Palu, Sulawesi Tengah, mengikuti sang abi yang dipindahtugaskan ke sana.

Namun Allah SWT berkehendak lain.

Pagi subuh tanggal 23 Juli 2013, sang ummi bangun dan mendapati Hilya sudah kembali menghadap-Nya.

Saya agak terlambat mendengar berita ini. Pagi itu, suara speaker masjid yang mengumumkan berita dukacita ini kalah oleh suara pompa air dan mesin cuci. Saya baru mendengarnya dari tetangga yang pulang takziah dan sedang melewati rumah.

Tidak percaya, itu reaksi pertama saya. A perfectly healthy baby just didn't sleep and die like that. Apalagi tiga hari sebelumnya saya masih menggendong dan menggoda tentang mode rambutnya yang lucu.

Tapi bendera kuning yang terpancang dan deretan kursi pelayat itu tak mungkin salah. Saat saya datang, Hilya sudah terbungkus kain batik di ruang depan. Di sekelilingnya, tangis pecah tak putus.

Tidak ada yang akan pernah tahu penyebabnya, mengingat sebagian besar kasus Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) juga tetap misteri.

Sungguh saya mengagumi ketabahan kedua orangtuanya, terlebih sang abi yang mendapat berita duka ini saat sedang dinas luar kota. Tak terbayang betapa remuknya perasaan mereka berdua saat kehilangan bayi mungil itu.

Selamat jalan Hilya.....

Comments

Popular posts from this blog

iwan fals di minggu pagi

Dear Manajemen Plaza Bintaro Jaya,

RS Melati Husada